Langsung ke konten utama

KETAATAN KEPADA PEMERINTAH

ketaatan kepada ulilamri
بسم الله الرحمن الرحيم

Ø Bila anda ditanya bagaimanakah sikap seorang muslim kepada ulil amri (yaitu pengatur urusan / pemerintah/ penguasa kaum muslimin)?


Ø Maka katakanlah sikap seorang muslim kepada ulil amri adalah mendengar dan ta’at kepada mereka pada perkara yang ma’ruf (selain bid’ah & maksiat). Allah ta’ala berfirman (terjemahnya): Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisaa’: 59) Dan di ayat lain firman Allah ta’ala (terjemahnya): "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (QS. An-Nisaa’: 83)


Ø Hadits dari Aby Hurairoh  radhiallaahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullaah Shallaahu ‘alaihi wa sallam : “Wajib atas kamu untuk mendengar dan ta’at dalam keadaan sulit atau mudah, bersemangat atau terpaksa, walaupun ia berlaku sewenang-wenang terhadap kamu.” (HR. Muslim rahimahullaah no. 1836) Dan dalam hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullaah Shallaahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya akan terjadi sepeninggalku kesewenang-wenangan dan banyak perkara yang kalian ingkari. Mereka (sahabat) bertanya “wahai rasulullaah apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab “tunaikanlah yang diwajibkan atas kalian dan mintalah hak kalian pada Allah.” (HR. Muslim rahimahullaah no. 1843). Dan dari Ibnu ‘Abbas radhiallaahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullaah Shallaahu ‘alaihi wa sallam “siapa yang membenci sesuatu dari pemimpinnya, maka hendaknya ia bersabar. Karena siapa yang keluar dari kekuasaan (walau) sejengkal kemudian ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah.” (HR. Muslim rahimahullaah no. 1849). Dari Abi Sa’id Al Khudri radhiallaahu ‘anhu ia berkata, Rasulullaah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Akan ada nanti para pemimpin yang kulit menjadi lunak terhadap mereka sedangkan hati tidak tenteram kemudian akan ada pula para pemimpin yang hati manusia gemetar karena mereka dan bulu kuduk berdiri karena (takut) kepada mereka.” Lalu ada yang bertanya : “Ya Rasulullah apakah tidak diperangi saja mereka?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab : “Tidak, selama mereka menegakkan shalat.” (Hadits dalam As Sunnah Ibnu Abi Ashim no. 1077). Hadits diatas mengisyaratkan akan haramnya pemberontakan dan yang semisalnya pada pengasa -apalagi mereka masih muslim-. (Sa'iid Al-Makassary)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah ‘Aqidah Kami Dengan Dalil-Dalilnya

Inilah ‘Aqidah Kami Dengan Dalil-Dalilnya بسم الله الرحمن الرحيم Inilah ‘Aqidah Kami , ‘Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah Dengan Dalil-Dalilnya: 1)   Kami beriman bahwa Alloh Al-Akbar mutlak ada tanpa ada yang mengadakan, Dia ada tanpa permulaan dan tanpa kebinasaan, hanya Dialah pencipta segala sesuatu, hanya Dialah pencipta, pengatur dan penguasa alam sem esta .    Download dan Baca selengkapnya dalam bentuk pdf di sini  

Hak-Hak Penguasa Yang Banyak Dilalaikan Hizbiyyun

Inilah Diantara Hak-Hak Penguasa Yang Banyak Dilalaikan Hizbiyyun بسم الله الرحمن الرحيم 1.      Hak untuk ditaati dalam perkara yang ma’ruf (syar’i). Dalilnya firman Alloh ta’ala, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ “ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (penguasa) di antara kalian.” (Annisaa’: 59)

Qoidah Asmaa was Sifaat

QOIDAH-QOIDAH DALAM MEMAHAMI ASMAA’ WAS SIFAAT بسم الله الرحمن الرحيم 1.    Nama-nama dan sifat Alloh ta’ala itu tauqifyyah yaitu haruslah bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits (yang shohih). 2.    Setiap nama-nama dan sifat Alloh ta’ala pastilah mempunyai makna dan hakekat, maknanya dipahami akan tetapi hakekatnya tidak kita ketahui dan kita menyerahkannya hanya kepada Alloh ta’ala saja. 3.    Nama-nama dan sifat Alloh ta’ala tidak dapat dibatasi sebab tidak terbatas keagungan, kebesaran, dan kemuliaan Dzat Alloh ta’ala, hanya saja akal dan pengetahuan makhluq yang terbatas. 4.    Berbilangnya Nama dan sifat Alloh ta’ala itu kembalinya hanya kepada dzat yang Maha satu yaitu Alloh ta’ala. 5.    Setiap Nama-nama dan sifat Alloh ta’ala kita imani sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya yang tidak sama dengan makhluq. 6.    Tidak boleh menggambarkan atau mengqiyaskan hakekat Dzat Alloh ta’ala, dan apapun yang kit...