Translate

6.3.14

Makna Iman

Makna Iman

بسم الله الرحمن الرحيم
Bila anda ditanya apa itu iman?


Maka katakanlah Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan perbuatan dengan anggota tubuh, bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ““Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kapada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (Al-Hujurat: 7) “Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman.” Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al hujuraat: 14). Dan firman Allah Ta’ala: ““Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan ‘kami mendengar dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur: 51) Firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri.” (As-Sajdah: 15). “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kapada Rabb-nyalah mereka bertawakal.” ” (Al-Anfaal: 2).
Hadits Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata: Rasulullah -shalallahu’alaihi wa sallam- bersabda: “Iman itu memiliki 70 lebih atau 60 lebih cabang, yang paling tinggi adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah (tiada yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah bagian dari iman”. (Muttafaq’alaih)

Dalam Hadits Umar Radhiallahu ‘anhu, Jibril bertanya kepada Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Beritahukan aku tentang Iman“. Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan“. Lalu beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah “seakan-akan” engkau melihatnya, jika engkau tidak (mampu seakan-akan) melihatnya maka sesungguhnya Dia melihatmu” . Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya“. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya“, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?”. aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian“. (Shahih Muslim No. 8)

Berkata Imam Abu Utsman Ash-Shaabuni -rahimahullah- : “Di antara madzhab Ahlul-Hadits adalah bahwa iman merupakan ucapan, amalan, dan pengenalan (terhadap Allah), bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan”. (Aqidatus-Salaf wa Ashabul-Hadits)
Kesimpulan: makna Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan, dan perbuatan dengan anggota tubuh, bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bismillaah, silahkan komentar...